PENGUNJUNG BLOG INI

Sabtu, 23 Juli 2011

Tingkat Soal di Bawah Unas

0624blitar3
HARI KEDUA: Peserta ujian paket C sedang mengerjakan soal kemarin.
BLITAR – Pelaksanaan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) C setingkat SMA serentak digelar. Di Kota Blitar, program Paket C ini diikuti 496 peserta. Mereka terdiri atas 47 dari jalur formal dan 449 lainnya jalur nonformal. Lokasi ujiannya dilaksanakan di tiga tempat Yakni SMPN 3 Blitar, SMKN 3 Blitar, dan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Tanjungsari. Pada hari pertama, Selasa (22/6) lalu, ada 84 peserta absen. Sedangkan hari kedua menurun menjadi 76 peserta yang mbolos. Kabid Pendidikan Nonformal (PNF) Dikda Kota Blitar Tarmudji mengatakan, hari pertama yang absen ada 30 peserta yang izin karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan. Sedangkan sisanya tanpa keterangan. “Dari peserta formal ya cuma satu dua saja yang tidak hadir,” kata Tarmudji. Bagi para peserta yang kali ini tidak ikut masih diberi kesempatan. Yakni ikut di gelombang dua, November mendatang. Selain itu, Tarmudji menyatakan sedang jurusan digelar semakin banyak. Jika tahun lalu hanya IPA, sekarang membuka tiga jalur. Yakni IPA, IPS, dan kejuruan. Sehingga siswa SMK tidak terpaksa mengikuti jalur IPA. Selain itu, tentang jumlah peserta relatif menurun. Sebab, lanjut Tarmudji, banyak siswa dari jalur formal yang terbantu dengan adanya ujian nasional ulangan lalu. “Relatif menurun dibanding tahun lalu,” tambah Tarmudji. Terkait dengan status ijazah, Tarmudji menjelaskan bahwa, ijazah bagi peserta ujian nasional program Paket C samasama dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan. Hanya saja secara kadar kualitas tidak sama. “Kalau soal ijazah memang sama yang mengeluarkan pemerintah. Tapi melihat kualitasnya, kan tidak sama dengan unas sesungguhnya,” kata Tarmudji. Pelaksanaan ujian dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 15.00. dan sesi kedua berlangsung mulai pukul 15.15 sampai 17.15

Gaji Ke-13 Telan Rp 11,7 M

0625blitar5
Add caption
Rudy Wijanarko
BLITAR – Para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Pemkot Blitar bernapas lega. Sebab, kemarin sebanyak 4.433 pegawai menerima pencairan gaji ke- 13. Bonus gaji ini menghabiskan Rp Rp 11,7 miliar. Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota Blitar Rudy Wijanarko saat ditemui kemarin memastikan, mulai kemarin masing-masing SKPD bisa mengambil jatah gaji ke-13 di bendahara masing-masing. Cairnya gaji ke-13 ini mengacu pada SK dari Kementerian Keuangan Dirjen Perbendaharaan Nomor 22/ B/ 2010 yang terbit Senin (21/6) lalu. ”Ya hari ini (kemarin, red) yang dinanti-nanti sudah cair,” kelakar Rudy. Dijelaskan Rudy, gaji ke-13 diterimakan kepada seluruh PNS dan CPNS. Di Kota Blitar, untuk golongan IV sebanyak 1.195 pegawai mendapat kucuran sebesar Rp 4.249.179.767. Golongan III yang jumlahnya sebanyak 1.800 pegawai total anggaran yang dikeluarkan Rp 4.767.656.102. Sedang golongan II yang mencakup 1.257 pegawai mendapat sebesar Rp 2.409.995.768. Dan untuk golongan I sebanyak 181 pegawai dikucuri Rp 288.076.827. “Gaji ke-13 diberikan sesuai aturan meliputi gaji pokok, tunjangan fungsional, struktural dan tunjangan-tunjagan lain,” kata Rudy. Cairnya gaji ke-13 pada Juni ini menjawab penantian para PNS selama ini. Terlebih di bulan Juni, biasanya pengeluaran bertambah, karena musim penerimaan siswa baru dan tahun ajaran baru berdampak pada pengeluaran pegawai. “Awal bulan sudah banyak yang menanyakan. Memang pemerintah mengeluarkan pada saat yang tepat,” pungkas Rudy.

DAK PENDIDIKAN TAHUN 2010 LUMBUNG JERUJI

Oleh: aLIANSI berIMBANG.
Pendidikan merupakan salah satu bidang prioritas dalam pembangunan. Maka, tidak heran  bila alokasi dana di bidang satu  ini  lebih besar dibanding bidang lainnya. Dan jangan heran pula, jika mendengar pengawasan penggunaan keuangan bidang pendidikan sangat ketat dan datang dari berbagai pihak.
Untuk kota Blitar, alokasi kegiatan DAK (Dana Alokasi Khusus) Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp. 6.168.400.000,- dari pusat ditambah  dana pendamping APBD Kota Blitar sebesar Rp. 624.840.000,-. Total Rp. 6.793.240.000,- .  Sementara dana yang terserap sebesar Rp. 3.785.619.450,-. Ini berarti terdapat sisa dana sebesar Rp. 3.007.620.550,-.
Oleh pemerintah Kota Blitar, sisa dana tersebut dialokasikan kembali pada tahun anggaran 2011.  Rincian pengalokasian dana itu ; untuk pengadaan alat-alat laboratorium sebesar Rp. 1.685.690.842,-, pengadaan konstruksi bangunan (Rp. 1.232.029.200,-) dan pengadaan buku /kepustakaan (Rp. 81.900.508,-). Namun demikian, Pemerintah Kota Blitar masih menunggu Petunjuk Teknis lebih lanjut dari pemerintah pusat mengenai prosedur penggunaan anggaran tersebut di tahun berikutnya.
“Kami masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat mengenai prosedur penggunaan anggaran sisa DAK tahun 2010 lalu,” kata Supendi, Kasubdin TK/SD Dinas Pendidikan Kota Blitar. Masih menurut Supendi, pihaknya telah mengirimkan surat permintaan petunjuk teknis. Namun sampai saat ini jawaban dari pusat belum turun.
Lantas bagaimana dengan “nasib” dana tersebut jika pemerintah pusat tidak juga mengirimkan jawaban? Koordinator LSM Aliansi Berimbang, Tri Priyo Utomo merasa pesimis  dengan turunnya jawaban dari pusat tersebut. Aliansi Berimbang adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang konsisten dalam pengawasan pengelolaan anggaran pemerintah daerah di seluruh  Jawa Timur.
“Kami tidak yakin pemerintah pusat akan mengirimkan jawaban positif atas permintaan Pemkot Blitar.” Alasan Tomo,  berdasarkan petunjuk umum maupun petunjuk teknis, bahkan petunjuk konsideran di atasnya, dana tersebut berlaku sejak ditetapkan sampai batas waktu tahun berjalan.
Artinya, menurut Tomo, DAK bisa dilaksanakan pada waktu setelah ditetapkan dan berakhir pada akhir tahun berjalan. Bilamana tahun berjalan tidak dilaksanakan, dana tersebut akan menetap abadi sebagai Silpa. Tomo bahkan sudah meminta kepada pemerintah pusat agar segera membuat peraturan perundangan untuk mengatasi bilamana terjadi kejadian seperti ini.
“Langkah tersebut sebagai antisipasi agar daerah tidak menjadi korban atas kebijakan sepihak dari pemerintah pusat,” lanjut Tomo. Dalam kalimat lain Tomo mengatakan, hal ini akan menjadi potensi lumbung jeruji bagi pemerintah daerah yang memaksakan diri melaksanakan program tersebut ditahun ini.

JALAN RUSAK AKIBAT TRUK BERMUATAN KAOLIN WARGA WONOTIRTO KAB. BLITAR BLOKIR JALAN DENGAN MENANAMI POHON PISANG

-Akibat bebasnya tronton yang sehari-hari melewti jalan yang seharusnya tidak sesuai dengan kelas jalan,akhirnya kekecewaan dan kemarahan warga Dusun Krajan Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar,menunjukkan  protes keras dengan memblokir jalan dan menanami pohon  pisang di jalan yang rusak sepanjang 2 kilometer. Menurut keterangan satu diantara warga Wonotirto, Siswoyo, saat ditemui di Gedung Dewan mengatakan, penyebab rusaknya jalan  Itu akibat sering dilewati truck bermutan hasil tambang kaolin yang melebihi tonase,seharusnya pemerintah Daerah tegas untuk melarang truk-truk tersebut,karena tidak sesuai kelas jalan,tapi kenapa Dinas perhubungan komunikasi dan informatika kok diam saja??? Ada apa dibalik itu semua???Jangan terlalu memihak pada pengusaha,kalau salah ya harus ditindak dengan tegas,kalau begini kan rakyat yang jadi korban,tuturnya.
Dimana dalam satu hari setidaknya ada sekitar 500 kali pulang pergi truck bermuatan kaolin yang melintasi jalan itu. Dengan asumsi satu truk 3-5 kali sehari. Lebih jauh Siswoyo mengatakan tidak keberatan dengan penggalian tambang di Blitar Selatan namun jalur transportasi warga harus segera di benahi. Secara terpisah anggota Komisi III DPRD Kabupaten Blitar, Darini, mengakui jika kerusakan jalan di Wonotirto akibat muatan truk yang melebihi tonase. Terkait dengan ini pihaknya telah mengusulkan pada Eksekutif agar dilakukan peningkatan kelas jalan. Sementara soal kerusakan jalan untuk perbaikan sebenarnya sudah dialokasikan melalui APBD tinggal menunggu realisasi saja. Kepala Dinas PU Binamarga dan Pengairan Pemkab. Blitar, Mangatas L Tobing, hingga berita ini diturunkan belum memberikan keterangan. Pasalnya saat di hubungi melalui ponselnya masih mengikuti rapat dinas.

“LIRA” ADALAH ORGANISASI TERBESAR DI INDONESIA

Organisasi terbesar LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) di Indonesia yang telah membuktikan eksistensinya di bumi Nusantara ini pada hari Kamis 7/6/’11.juga hadir di Blitar.Presiden LIRA HM.Jusuf Rizal,SE,M,Si. mengadakan jumpa pers di Hotel Puri Perdana Blitar,terlihat duduk paling kanan adalah Bupati LIRA Blitar (Joko Prasetyo,S,Pd,kemudian Presiden,Gubernur Jatim dan wakil Presiden LIRA.Jusuf Rizal menyampaikan bahwa LIRA adalah satu-satunya organisasi terbesar di Indonesia,kami sudah hadir di 33 Propinsi dan 415 Kabupaten/Kota dan pengembangan-pengembangan terus kita lakukan karena untuk mensosialisasikan Bela Negara,karena ini adalah merupakan amanah UU’45 pasal 30 bahwa setiap warga negara wajib membela negara.

Dan kami hadir tidak mencari musuh,sedangkan kami hadir di Blitar ini adalah sebagai mitra,dalam artian menjalankan proses bela negara dan yang kami kedepankan adalah mentransformasikan wawasan kebangsaan yang termasuk didalamnya adalah menanamkan atau mensosialisasikan Landasan Negara kita yaitu Pancasila yang sekarang sudah mulai luntur,menanamkan Nasionalisme,Patriotisme serta mengawasi atau sebagai kontrol kebijakan- kebijakan dari pada jalannya pemerintahan dan penyalahgunaan wewenang,karena ini juga termasuk membela Negara,yang bertujuan mewujudkan pemerintahan yang bersih dari Korupsi,kolusi dan Nepotisme,tuturnya.
Sedangkan menurut Bupati LIRA Blitar,Joko Prasetyo,bahwa LIRA baru kali ini masuk di Blitar,dan struktur kepengurusan organisasinya mirip dengan organisasi pemerintahan jadi hampir semua bidang itu ada didalam LIRA.Jadi kami didalam melakukan pengawasan atau pengawalan jalannya pemerintahan jadi terpenuhi,selain itu kepengurusan yang ada di Blitar ini terdiri dari beberapa profesi,ada yang dari media,mantan politisi,LSM,pengusaha,pengacara dll.Nah dari beberapa unsur inilah yang nantinya akan kami padukan agar bisa menjadikan satu kesatuan yang kokoh.Disamping itu dengan lembaga LSM,pemerintah,Kepolisian dll,kami tetap duduk sebagai mitra,yang bertujuan untuk membangun Blitar yang lebih baik dan bermartabat.

LIRA DI KABUPATEN BLITAR

PRESIDEN LIRA HADIRI PELANTIKAN DPD LIRA KAB.BLITAR

Tepatnya pada hari Jum’at tanggal 8 Juli 2011,Presiden LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) HM.Jusuf Rizal,SE,M,si,hadir di Blitar,dalam rangka Deklarasi dan sekaligus Pelantikan Pengurus DPD LIRA Kabupaten Blitar serta Training Bela Negara.Acara tersebut digelar di Hotel Puri Perdana Blitar,struktur pengurus yang dilantik adalah;
Bupati Lira Blitar  : Joko Prasetyo,S.Pd. ******* Wakil : Ir.Ahmad Eko Basuki.
Sekretaris Daerah : B.Hermansyah.         ******* Wakil Sekda : Putut Agus K.
Bendahara              : Bimo Kristiono. ******* Wakil Bendahara   : Lutfi Tantowi.
Asisten l (Bid.Pengembangan Org.) : Imron Rosadi.
Asisten ll (Bid.Perekonomian dan Pembangunan) : Ir.Sunarto.
Asisten lll (Bid.Sosial dan kesejahteraan Rakyat) : Sugeng Yunandri.
DINAS-DINAS.
DINAS ORGANISASI : Endrik suprianto.
-Suku Dinas Org. dan keanggotaan :Joko Waluyo.
-Sekretaris Lembaga :Joni Hunter.
DINAS PENATAAN ORGANISASI : Nur Hamid.
-Suku Dinas antar Lembaga :Endro Busono.
-Suku Dinas penelitian dan pengembangan : Imam Mustofa.
DINAS PEREKONOMIAN : Safrudin Zuhri.
-Suku Dinas pertanian dan HUTBUN : Zakaria Ansori.
-Suku Dinas PERINDAG : Swantantio Hani I.
-Suku Dinas Pertambangan,energi dan LH : Sadjuri.
DINAS PEMBANGUNAN : Ir.Koheri.
-Suku Dinas Permukiman,Praswil dan infrastruktur : Daniel Handoko,ST.
-Suku Dinas Infokom dan pengembangan teknologi : Totok Kidarianto.
DINAS KESRA : Mariono s.Budi.
-Suku Dinas Tenaga kerja dan pemberdayaan perempuan : Mujiono.
-Suku Dinas kesehatan : Agustinus Joko W.
DINAS PENDIDIKAN SOSIAL : Maryoto.
-Suku Dinas Agama,Pendidikan dan Olah raga : Rudi Puryono,SH.
-Suku Dinas sosial,seni dan budaya : Nanang Hariyadi.
-Sekretaris Lembaga : Manager : Saiful Rizal.
Itulah sosok pengurus DPD LIRA Kabupaten Blitar yang telah dilantik,acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Presiden dan  Gubernur LIRA Jawa Timur,beserta rombongan.


Rabu, 06 Juli 2011

JAGAD SUKMADEVA SUSETYO AND FRIEND

Add caption

TUKAR GULING TANAH HUTAN MALIRAN BELUM JELAS,BAPPEDA MEMBANTAH



Blitar Kab,Navigasi-Proses tukar guling atau tanah pengganti hutan Maliran yang berada di wilayah Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar yang rencananya didirikan perumahan sampai sekarang belum selesai,saat ini menjadi tanda tanya besar,dan menimbulkan tanda tanya besar bagi masyarakat Kabupaten Blitar,karena selama ini program perencanaan yang dimotori oleh Bappeda ternyata“hasilnya adalah nol besar,suatu contoh; pabrik sepetisasi,tiwulisasi,nanasisasi akhirnya pemerintah Daerah hanya isapan jempol yang didapat,karena bisa dibilang gagal”, karena sampai sekarang Pemerintah Daerah belum pernah mendapatkan tambahan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari apa yang sudah terwujud tersebut.
Dan sekarang kelihatanya DPRD Kabupaten Blitar mulai mengkritisi masalah tukar guling tanah Maliran tersebut,seperti diungkapkan anggota Komisi I DPRD Kabupaten Blitar Sukamdi meminta agar pemerintah Daerah Kabupaten Blitar segera  menyelesaikan proses tukar guling  kawasan hutan Maliran yang untuk perumahan tersebut agar segera menyelesikan secara maksimal. Status tanah pengganti di Blitar Selatan hingga kini masih belum jelas. Terbukti Dewan  belum mendapatkan keterangan secara detail terkait  kondisi riil tanah yang akan digunakan sebagai tanah penggantinya,kami tidak mau kecolongan lagi seperti perumahan Jatilengger yang sampai sekarang masih belum jelas penyelesaiannya,tegas Sukamdi.Untuk itu Dewan meminta kepada Pemkab. Blitar sebagai pemohon tukar guling kawasan hutan Maliran melakukan langkah antisipasi terhadap persoalan yang kemungkinan menghambat pelaksanaan tukar guling lahan tersebut,imbuhnya.
Disatu sisi kepala BAPPEDA Kabupaten Blitar, Dahlan Fatchurrohman, membantah jika tanah pengganti yang sudah disiapkan statusnya belum jelas. Tanah seluas 113 Ha di Blitar Selatan yang digunakan untuk pengganti merupakan tanah eks perkebunan,di mana  sebagian ada yang diminta masyarakat setempat.  Sementara itu tanah jatah Pemkab. Blitar sepakat digunakan untuk pengganti kawasan hutan Maliran tersebut.Inilah dua pendapat yang berbeda dan justru malah membuat bingun masyarkat Kabupaten Blitar,lalu siapakah yang benar,Pemkab-kah atau DPRD-kah?????.

PEMKAB BLITAR SUKSES MERAIH REKOR MURI MAKAN TELUR,TAPI GAGAL MERAIH ADIPURA

Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar bangga karena telah sukses meraih rekor Muri dalam kategori makan telur,namun disatu sisi prihatin karena “gagal meraih piala Adipura” ditahun 2011,apakah ini menunjukkan “kemunduran” kinerja para pejabat atau Kepala Daerah Kabupaten Blitar???.Masyarakat Kabupaten Blitar juga bertanya-tanya kenapa tahun ini Kabupaten Blitar bisa gagal meraih Adipura???,mempertahankan saja tidak bisa,terus bagaiman kedepan nasib Kabupaten Blitar ini??? tutur warga.
Namun anehnya DPRD justru tidak mempersoalkan maslah tersebut, seperti diungkapkan oleh anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar, M. Taufik. Diakuinya Pemkab Blitar pasca resformasi selama 3 kali berturut-turut selalu mendapatkan Piala Adipura, namun baru kali ini tidak mendapatkan. Hal ini tidak dipersoalkan oleh Dewan, pasalnya ukuran keberhasilan dari suatu daerah karena mendapatkan Piala Adipura yang terpenting menurut Taufik, bagaimana sebuah daerah bisa melaksanakan program-program yang  berhubungan langsung dengan masyarakat.Misalnya pelayanan kesehatan yang semakin membaik, maupun kebersihan dimasing-masing daerah yang tetap terjaga. Dewan tidak ingin penerimaan Piala Adipura hanya sebatas pencitraan saja.
Sedangkan dari apa yang disampaikan oleh Kasi Pemulihan dan Pelestarian Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, Himawan Priambodo, saat diminta keterangan mengakuinya bahwa tahun ini Kabupaten Blitar tidak mendapat Piala Adipura. Namun hingga kini belum diketahui penyebabnya karena hingga kini hasil penilaian Kecamatan Wlingi untuk kategori kota kecil belum diserahkan. Sebenarnya secara fisik kota kecil layak mendapatkan Piala Adipura. Menurut Himawan jebloknya angka Kabupaten Blitar, diprediksi satu diantaranya karena stadart penilaian yang berbeda bila dibandingkan tahun lalu. Di mana untuk penilaian TPA dan pasar memiliki grate nilai 9. Sementara pengelolaan TPA yang ada belum bisa maksimal,ungkapnya

PANTAI TAMBAKREJO

Minggu 3 juli 2011 , kuusung keluargaku ke tempat itu berangkat jam 06.00 WIB hanya dengan berbekal kebutuhan anak anak disertai dengan perut keroncongan kubulatkan tekat.
Diiringi hawa dingin yang menusuk tulang dan hembusan angin pagi kota Blitar yang mencekik pori pori kulitku, kupacu motorku dengan harapan agar cepat sampai di tempat tujuan yang kuinginkan.
Sekitar  hampir 1 (satu ) jam perjalanan kutempuh kurang lebih 50 km sebelah selatan Kota Blitar ,akhirnya sampai juga di tempat tersebut "PANTAI TAMBAKREJO"
Duhhhhhh...betapa senangnya anak anakku ,mereka langsung berhamburan menuju pasir pantai,aku juga ikut senang melihat kegembiraan mereka....trimakasih ya Allah atas semua rahmad dan karunia yang kauberikan pada kami.....Udara pagi yang menyambut kami disana juga menyambut para nelayan yang baru melaut dan berlabuh di pantai tersebut.
Sedikit demi sedikit mulai berdatangan mobil mobil mewah yang berisikan orang orang kaya yang juga ingin menghabiskan akhir pekannya di pantai bersama semuanya....
Tak terasa sang Matahari beranjak tinggi dan akhirnya aku dan keluargaku bersiap siap untuk pulang en tak lupa beli oleh oleh buat orang rumah ikan bakar siap masak....asoylole.....



Gak akan rugi kawan jika kalian menyempatkan berkunjung ke tempat  ini,PANTAI TAMBAKREJO merupakan salah satu andalan tempat wisata di Kabupaten Blitar.....
okey.....
Selamat Mencoba....